Total Tayangan Halaman

Minggu, 05 Januari 2014

Vian, Kakek dan Pipit.

Vian, Kayla dan Kaniya.... tigo bedulur kalo lagi kumpul bikin pecah perang di rumah kakek dan neneknyo. Foto diambil bulan September 2013 sebelum mama-papa berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah mereka sudah menunaikan ibadah haji. Tinggal diriku yang masih belum tahu, InsyaAllah ada jalan :)

Cerita menarik tentang sangkar burung yang ada dalam foto tersebut, harus ditarik ulang cerita pada saat kami mudik lebaran Idul Fitri 1434 Hijriyah. Saat itu kami pulang sekeluarga, pas saat ayahnya Vian sedang off duty dari Total, Handil. Dua hari sebelum hari raya, mama, ica dan aku (plus Vian) pergi ke pasar untuk belanja kebutuhan menyambut hari raya. Menjelang hari raya pasar sangat padat, riuh dan kacau. Sangat tidak direkomendasikan membawa anak dibawak 5 tahun ke pasar yang penuh sesak menjelang hari besar apapun. Wajar bila Vian menjadi sangat rewel dan pemarah. Untuk meredakan kemarahan Vian, maka sang nenek yaitu my mama menyogok cucu-nya dengan membelikan burung pipit. Burung pipit yang dijual seharga Rp 5.000/dua ekor plus sangkar abal-abal , bulunya diberi warna-warni untuk menarik perhatian anak-anak. Sogokan itu terbukti mampu membuat Vian diam dan tidak rewel lagi.

Sepulangnya dari pasar, papa (yang notabene penyuka burung) langsung mengambil sangkar burung yg beliau simpan sejak lama dan memindahkan pipit yg dibeli tadi kedalam sangkar yg lumayan besar tersebut. Beliau sangat bangga dan senang melihat cucu-nya ternyata juga memiliki hobby yang sama dengan kakek-nya.  Tetapi rupanya beberapa jeruji bambu sangkar itu sudah lepas, sehingga si pipit yg mungil bisa melarikan diri. Awalnya cuma satu pipit yg lolos, papa-ku tidak ingin cucu kesayangan-nya sedih langsung kembali kepasar untuk membeli pipit yang baru, sayangnya si penjual pipit sudah memberesi dagangannya yang sudah habis terjual karena ternyata anak-anak yg rewel di pasar bukan cuma Vian :D. Walhasil papa-ku pulang tanpa pipit dan menemui pipit terakhir yang ada di sangkar rusak tersebut pun ikut melarikan diri menyusul teman-nya...

Foto diatas diambil saat kami berkumpul lagi menjelang papa-mama berangkat haji, teringat dengan betapa kecewa nya Vian saat pipit itu hilang maka sang kakek, mengajak ketiga cucu-nya kepasar. tidak tangung-tanggung papa membeli Dua Belas ekor pipit untuk ketiga cucu-nya dan agar pipit tersebut tidak lolos lagi papa juga membeli sangkar baru. Ternyata baik Vian, Kayla dan Kaniya sangat penasaran dengan si burung pipit ini. Mereka tidak henti membuka pintu sangkar dan mencoba memegang pipit-pipit tersebut, dan setiap membuka pintu sangkar satu ekor pipit terbang sampai tidak ada lagi pipit yang tersisa di dalam sangkar itu. Namun demikian sang kakek tetap tersenyum, karena melihat cucu-cucu nya begitu senang bermain dengan pipit. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar